Langsung ke konten utama

Artikel Terbaru

Sunan Ngudung

Sunan Ngudung  (lahir: ? - wafat:  1524 ) adalah  Imam   Masjid Demak  pada masa pemerintahan  Sultan Trenggana . Naskah-naskah babad mengisahkan ia gugur dalam perang melawan  Kerajaan Majapahit . As-Syekh Syarif Sabil Gelar Sunan Ngudung Nasab bin Khalifah Husein Nisbah Al - Qadiri Meninggal 1524 M Kesultanan Demak Dimakamkan di Bintoro, Demak, Demak Kebangsaan Kesultanan Demak Jabatan ~ Imam  Masjid Demak  (1521 - 1524) ~ Panglima Perang  Demak Firkah Sunni Murid dari Khalifah Husein ,  Guru-gurunya sembunyi Mempengaruhi Sunan Kudus ,  Sunan Muria ,  Dan Murid-murid Lainnya Istri Nyai Ageng Manyuran Keturunan sembunyi Pernikahan dengan Nyai Ageng Manyuran : -  Sunan Kudus - Dewi Sujinah (Istri  Sunan Muria ) Orang tua Khalifah Husein  (ayah) Nyai Gede Tondo (ibu) Berdasarkan Serat Walisana diketahui nama asli Sunan Ngudung adalah Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan dengan detail b...

Kerajaan Tumapel (1222-1292)

Kerajaan Tumapel
( Tu - Ma - Pan )
( 1222 - 1292 )

 Peta perkembangan kerajaan Tumapel pada masa pemerintahan Kertanegara
Ibukota- Kutaraja (1222 - 1255),
- Singhasari (1255 - 1292)
BahasaJawa Kuno, Sanskerta
AgamaHindhu, Buddha, Animisme
Bentuk PemerintahanKerajaan
Peristiwa Penting- 1222 M, Perang Ganter dimenangkan oleh Ken Arok.
- 1275 M, Mulai menjalankan invasi terhadap negeri-negeri Melayu.
- 1289 M, Kedatangan utusan dari kekaisaran Mongol bernama Meng Khi.
- 1292 M, Serangan Jayakatwang dari Gelang-gelang.
Mata UangEmas dan Perak
Di Dahului OlehDi Gantikan Oleh
Kerajaan PanjaluKerajaan Majapahit
 
Sejarah Berdirinya Kerajaan Tumapel

     Pada masa itu, Kerajaan Panjalu dipimpin oleh seorang raja bernama Kertajaya. Ia merupakan raja yang sewenang-wenang dan otoriter. Bahkan, ia juga ingin disembah.

     Tentu hal tersebut bertentangan dengan para Brahmana, meskipun Kertajaya pamer kesaktian dengan cara duduk di atas sebatang tombak yang berdiri.

     Atas dasar itulah, para Brahmana menemui Ken Arok supaya menggulingkan kekuasaan Kertajaya. Kesempatan emas ini digunakan oleh Ken Arok untuk melakukan pemberontakan dan melepaskan diri dari Panjalu.

     Kertajaya sama sekali tidak takut. Ia mengaku hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Guru. Mendengar hal itu, Ken Arok pun memakai gelar Bhatara Guru dan bergerak memimpin pasukan menyerang Panjalu.

     Perang antara Tumapel dan Panjalu terjadi di dekat desa Ganter tahun 1222 M. Dalam perang tersebut, Adik prabu Kertajaya yang bernama Mahisa Walungan dan seorang menterinya Gubar Baleman gugur di medan perang.

       Melihat Panglima Panjalu gugur dan pasukannya tercerai-berai, prabu Kertajaya pun mundur dari medan perang bersama para pengawalnya untuk melarikan diri.

       Begitu pula dengan adik Kertajaya yang bernama Dewi Amisani, Dewi Hasin, dan Dewi Paja juga melarikan diri beserta seluruh keluarga istana.

     Setelah berhasil mengalahkan Kertajaya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja Tumapel bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Ibukota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Raja - Raja Tumapel

Raja-raja[sunting | sunting sumber]
No.MaharajaMulai JabatanAkhir JabatanJabatan
Sebelumnya
Termuat Dalam
1.Ranggah Rajasa12221227Adipati TumapelNegarakertagama
2.Anusapati12271248Prasasti Mula MalurungNegarakertagama
3.Wisnuwardhana dan Mahisa Campaka12481268*Pararaton, *Negarakertagama, *Prasasti Mula Malurung
4.Kertanegara12681292Adipati Daha*Prasasti Mula Malurung, *Prasasti Padang Roco, *Prasasti Wurare

Sumber[7][8]

Daftar Pembantu Pemerintah Pusat[sunting | sunting sumber]

No.NamaJabatanJabatan
Sebelumnya
Termuat Dalam
1.Arya WirarajaAdipati MaduraDemungKidung Harsawijaya
2.Mpu RaganataAdhyaksa TumapelPerdana MenteriKidung Harsawijaya
3.Mahisa AnabrangLaksamanaPararatonNegarakertagamaKidung Harsawijaya
4.Mpu WirakretiMantri AngabhayaTumenggungKidung Harsawijaya
5.Mpu SentasmretiPujangga IstanaKidung Harsawijaya
6.Kebo Anengah & Panji AngraganiPerdana Menteri & WakilnyaPararatonNegarakertagamaKidung Harsawijaya
7.Mapanji Pati-PatiDharmmadyaksa KasaiwanPrasasti Mula Malurung
8.Mapanji SingharsaSang Ramapati (Juru Bicara)Prasasti Mula Malurung

Sumber[9]

Daftar Adipati[sunting | sunting sumber]

No.NamaJabatanJabatan
Sebelumnya
Termuat Dalam
1.Arya WirarajaAdipati MaduraDemungKidung Harsawijaya
2.JayakatwangAdipati Gelang-gelang
(Sekarang Madiun)
PararatonPrasasti Mula Malurung
3.Raden WijayaAdipati Janggala
(Sekarang Sidoarjo)
Prasasti Mula Malurung

Sumber[10]


1. Ken Arok (1222 - 1227)

     Setelah berhasil mendirikan kerajaan Tumapel dan menguasai Panjalu, Ken Arok melantik putranya yang bernama Mahisa Wonga Teleng sebagai Adipati Daha bergelar Bhatara Parameswara.

     Sedangkan, Jayasabha putra Kertajaya dilantik menjadi Adipati Glang-glang. Mungkin pengangkatan Mahisa Wonga Teleng sebagai Adipati Daha inilah yang membuat Anusapati cemburu.

     Anusapati merasa heran pada sikap Ken Arok yang seolah membedakan dirinya dengan saudaranya yang lain, padahal ia merasa sebagai putra tertua. Seharusnya dialah yang ditunjuk sebagai Adipati Daha.

      Setelah berkali-kali menanyakan asal-usul dirinya pada sang ibunda (Ken Dedes), Anusapati pun akhirnya mengetahui bahwa sesungguhnya ia merupakan anak kandung Tunggul Ametung yang mati dibunuh Ken Arok.

     Anusapati juga berhasil mendapatkan keris buatan Mpu Gandring yang dulu digunakan Ken Arok untuk membunuh ayahnya. Dengan menggunakan keris itu, Anusapati menyuruh pembantunya yang berasal dari Desa Batil untuk membunuh Ken Arok. 

     Namun, setelah berhasil membunuh Ken Arok pembantu tersebut justru dibunuh sendiri oleh Anusapati untuk menghilangkan jejak. Lalu, kepada semua orang ia mengumumkan bahwa pembantunya telah menewaskan sang raja. Sehingga ia pun membalas menusuk pembantu tersebut.

       Setelah wafat, Ken Arok dicandikan di Kagenengan.

2. Anusapati (1227 - 1248)

       Sepeninggal Ken Arok, Anusapati naik tahta pada tahun 1227 M. Pemerintahannya dilanda kegelisahan karena cemas akan ancaman balas dendam anak-anak Ken Arok. Puri tempat tinggal Anusapati pun diberi pengawalan ketat, bahkan dikelilingi oleh parit dalam.

       Meskipun demikian, Tohjaya putra Ken Arok dari selir bernama Ken Umang tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu memang menjadi kegemarannya.

       Saat Anusapati asyik menyaksikan ayam bertarung, tiba-tiba Tohjaya menusuknya dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Anusapati pun tewas seketika. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1248 M. Lalu, Ia dicandikan di Kidal.

3. Tohjaya (1248)

       Tohjaya memiliki seorang penasehat bernama Pranaraja. Beliau mendapatkan saran dari Pranaraja, Supaya menyingkirkan kedua keponakannya, yaitu Seminingrat dan Adhimurti, yang dianggap bisa menjadi musuh berbahaya. Tohjaya kemudian memerintahkan pengawalnya, bernama Lembu Ampal untuk melaksanakan eksekusi.

       Lembu Ampal gagal melaksanakan tugas karena kedua pangeran tersebut bersembunyi di rumah seseorang bernama Panji Patipati. Karena takut mendapat hukuman dari Tohjaya, Lembu Ampal memilih bergabung dengan kelompok Seminingrat.

       Kemudian Lembu Ampal mengadu domba angkatan perang Tumapel sehingga tercipta kekacauan. Karena tidak mampu mendamaikan kerusuhan tersebut, Tohjaya berniat menghukum mati para pemimpin pasukannya. Mendengar keputusan itu, para perwira segera bergabung dengan kelompok Seminingrat, tentu saja atas ajakan Lembu Ampal.

       Setelah mendapat dukungan dari kalangan militer, Seminingrat dan Adhimurti memberontak terhadap kekuasaan Tohjaya. Tohjaya pun terluka parah dan akhirnya meninggal dalam pelariannya di desa Katang Lumbang. Ia pun dicandikan di Katang Lumbang.

4. Mapanji Seminingrat dan Mapanji Adhimurti (1248 - 1268)

       Prabu Seminingrat bergelar Sri Jayawisnuwarddhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana. Sedangkan, Prabu Adhimurti menjadi Ratu Angabhaya (Wakil Raja) bergelar Narasinghamurti.

       Seminingrat adalah putra Anusapati. Sedangkan, Adhimurti adalah putra Mahisa Wonga Teleng.

       Prabu Seminingrat dengan Prabu Adhimurti memerintah Kerajaan Tumapel bersama-sama dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian antara keluarga Tunggul Ametung dan keluarga Ken Arok.

       Selain itu, prabu Seminingrat juga mengganti nama Ibukota kerajaan (Kutaraja) menjadi Singhasari.

       Tak lama kemudian, muncul pemberontakan yang dipimpin oleh Linggapati di Mahibit. Pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Prabu Seminingrat bersama Senapati Mahisa Bungalan.

       Prabu Seminingrat wafat, Setahun setelah meresmikan pendirian perbentengan (Tanggul) di Canggu Lor.

       Baik Kitab Negarakertagama maupun Pararaton, sama-sama menerangkan bahwa Prabu Seminingrat ketika wafat dicandikan di Jajago. Sementara Prabu Adhimurti dicandikan di Kumeper.

5. Kertanegara (1268 - 1292)

       Prabu Kertanegara adalah putra Prabu Seminingrat. Ibunya bernama Waning Hyun yang bergelar Jayawardhani. Waning Hyun adalah putri Mahisa Wonga Teleng.

       Istrinya bernama Sri Bajradewi. Dari pernikahan mereka lahir beberapa orang putri, yang dinikahkan dengan Raden Wijaya putra Dyah Lembu Tal, dan Ardharaja putra Jayakatwang.

       Setelah resmi menjabat sebagai raja Tumapel, pada tahun 1269 M Prabu Kertanegara menerbitkan Prasasti Sarwadharma. Prasasti ini berisi mengenai permohonan rakyat Sarwadharma agar daerah mereka dilepaskan dari wilayah Tharibala sehingga menjadi daerah Sima.

       Sedangkan, dalam Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama dikisahkan bahwa prabu Kertanegara juga melakukan mutasi terhadap para pejabat yang berani menentang gagasannya. Beberapa pejabat yang dimutasi, antara lain :

- Mpu Raganata dimutasi dari jabatan Rakryan Patih (Perdana Menteri) menjadi Ramadhyaksa (Jaksa Agung). Penggantinya bernama Kebo Anengah Mapanji Angragani

- Arya Wiraraja dimutasi dari jabatan Rakryan Demung menjadi Adipati Madura. Penggantinya bernama Pu Wira.

- Tumenggung Wirakreti dimutasi dari jabatan Tumenggung menjadi Mantri Angabhaya (Menteri Pembantu). Penggantinya bernama Mahisa Anabrang.

       Perombakan struktur para pejabat tersebut rupanya mengundang ketidakpuasan dari beberapa pihak, antara lain dari Kalana Bhayangkara (Pasukan Pengawal Istana) bernama Cayaraja yang memberontak pada tahun 1270 M. Disusul pemberontakan Bhaya.

       Baik Pararaton, Kidung Panji Wijayakrama, Kidung Harsawijaya, maupun Nagarakretagama pupuh 41, semuanya menyebut pengiriman tentara Tumapel ke negeri Melayu pada tahun 1275 M.

       Namun, ditengah kondisi pasukan sedang berada diluar Negeri. Muncul lagi Pemberontakan Mahisa Rangga tahun 1280 M.

       Dalam Ekspedisi tersebut, Kerajaan Tumapel berhasil meraih kejayaan, antara lain :

- Memperkuat hubungan bilateral dengan Kerajaan Champa, dengan menikahkan putrinya yang bernama Dewi Tapasi dengan Raja Jaya Simhawarman III.

- Menundukkan Kerajaan Bali pada tahun 1284 M. 

- Menundukkan Kerajaan Melayu pada tahun 1286 M. 

       Di dalam Prasasti Padang Roco, Prabu Kertanegara disebut dengan gelar Sri Maharajadhiraja Kertanagara Wikrama Dharmmottunggadewa

       Dari gelar Maharajadhiraja tersebut, dapat diketahui dengan jelas bahwa Beliau adalah raja dari segala raja. 

       Sebagai tanda telah berhasil menundukkan kerajaan Melayu. Pada tanggal 22 Agustus 1286 M, prabu Kertanegara memerintahkan rakryan mahamantri Dyah Adwayabrahma, rakryan sirikan Dyah Sugatabrahma, samagat payanan han Dipankaradasa, dan rakryan demung Pu Wira untuk mengantarkan arca Amoghapasa beserta 14 pengiring dengan membawa 7 intan permata. Arca tersebut ditempatkan di Darmasraya (Ibukota Kerajaan Melayu).

       Pada tahun 1289 M, Datang utusan dari kekaisaran Mongol bernama Meng Khi. Utusan tersebut diperintah oleh kaisar Khubilai Khan untuk menyampaikan pesan kepada prabu Kertanegara.

       Isi pesannya adalah prabu kertanegara diminta untuk mengakui kekuasaan kaisar dan mengirimkan upeti ke Mongol sebagai tanda takluk. 

       Tidak terima dengan pesan tersebut, akhirnya Meng Khi dilukai mukanya dan disuruh pulang.

       Merasa terhina karena utusannya dilukai, kekaisaran Mongol pun berusaha menghimpun pasukan untuk menyerang Tumapel.

       Namun, laju pasukan mereka sempat dihentikan oleh Prabu Jaya Simhawarman III. Pasukan Mongol tidak diijinkan singgah dan mengisi perbekalan di Champa.

       Kesuksesan itu, rupanya membuat Prabu Kertanegara lupa dengan kondisi pertahanan di Dalam Negeri yang lemah. Karena sebagian besar pasukan berada di Champa, Bali, dan Melayu untuk membantu menahan invasi Mongol yang semakin meluas.

       Beliau tidak memperhatikan sikap yang ditunjukkan oleh prabu Jayakatwang. Padahal, sudah berulang kali prabu Jayakatwang tidak menghadap kepada pemerintah pusat. Namun, Hal tersebut diabaikan begitu saja tanpa menaruh rasa curiga.

       Tak lama kemudian, bertepatan dengan tahun 1292 M. Prabu Kertanegara dikejutkan oleh serangan mendadak ke istana dari Prabu Jayakatwang.

       Dalam serangan tersebut, Prabu Kertanegara beserta Patih Kebo Anengah Mapanji Angragani berhasil dibunuh. Hanya Raden Wijaya dan pasukannya saja yang berhasil melarikan diri.

       Menurut Kitab Negarakertagama, Prabu Kertanegara dicandikan bersama istrinya di Sagala sebagai Wairocana dan Locana, dengan lambang arca tunggal Ardhanareswari. 

       Setelah runtuhnya Tumapel, Prabu Jayakatwang menjadi raja dan membangun Kerajaan baru bernama Kerajaan Kediri. Semenjak itu status kerajaan Tumapel berubah menjadi sebuah kadipaten.

Saat Menjadi bawahan Majapahit[sunting | sunting sumber]

Setelah mengalami keruntuhan, status Tumapel berubah menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Tumapel[11][12][13]

Bhre Tumapel yang pernah menjabat ialah :

  1. Kertawardhana dyah Cakradara 1328-1386
  2. Manggalawardhana 1389-1427
  3. Kertawijaya 1429-1447
  4. Suraprabhawa 1447-1466[14]

Catatan Penting :

       Susunan Sejarah di atas merupakan data sementara, yang diperoleh dari sumber yang terdapat dibawah ini...

       Apabila hendak menyalin atau mengutip sebagian artikel Ini, Harap disertakan Link dari artikel Ini beserta bukti dan referensinya.

       Cek berkala, untuk mengetahui update terbaru tentang artikel Ini. Karena dapat berubah seiring ditemukannya Prasasti baru di Kemudian hari dan menunggu hasil Transkripsi beserta terjemahannya.

Bukti - Bukti Peninggalan :


- Arca Dwarapala
- Arca Prajnaparamita
- Candi Jago
- Candi Jawi
- Candi Kidal
- Candi Singasari
- Candi Sumberawan
- Prasasti Maribong (1248)
- Prasasti Mula Malurung (1255)
- Prasasti Sarwadharma (1269)
- Prasasti Padang Roco (1286)

Petikan Dari Naskah Kuno :

- Mpu Prapanca, Kitab Negarakertagama.
- Kitab Pararaton.
- Kidung Harsawijaya.
- Kidung Panji Wijayakrama.

Referensi :

Kutipan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Komandoko, Gamal (2010). Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Pustaka Widyatama. ISBN 9789796103713.
  2. ^ Anshoriy,Ch, HM Nasruddin (2008-01-01). Neo Patriotisme ; Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 9789791283670.
  3. ^ Bullough, Nigel (1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine Communications. hlm. 116–117.
  4. ^ Reichle, Natasha (2007). Violence and Serenity: Late Buddhist Sculpture from Indonesia (dalam bahasa Inggris). University of Hawaii Press. hlm. 120. doi:10.1515/9780824865474ISBN 978-0-8248-6547-4§ The Sumatran Image of Amoghapāśa. [...]. It is known from the Nāgarakṛtāgama that eleven years earlier Kṛtanagara had sent a military force to Malāyu. Kṛtanagara was victorious, and, according to the text, “[t]he whole territories of Pahang and Malāyu bowed humbly before him.”
  5. ^ http://www.spaetmittelalter.uni-hamburg.de/java-history/JavaNK/Java1365.Nagara-Kertagama.Canto.38.3-49.html
  6. ^ Budianto, Enggran Eko (05 Jun 2020). "Prasasti Gondang, Bukti Kekuasaan Kerajaan Singasari di Mojokerto"detikcom.
  7. ^ "Kitab Pararaton (terjemahan)"majapahitprana.blogspot.com. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
  8. ^ "Terjemahan Lengkap Naskah Manuskrip Nagarakretagama"historynote.wordpress.com. hlm. Pupuh 5 dan 6. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
  9. ^ Mulyana, Slamet (2006). Tafsir sejarah nagarakretagama (dalam bahasa Indonesia). PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 71 – 90. ISBN 978-979-2552-546.
  10. ^ Teguh Asmar & Nuriah. 1985. PRASASTI KOLEKSI MUSEUM NASIONAL JILID I. Jakarta: Museum Nasional
  11. ^ "Kitab Pararaton (terjemahan)"majapahitprana.blogspot.com. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
  12. ^ "Terjemahan Lengkap Naskah Manuskrip Nagarakretagama"historynote.wordpress.com. hlm. Pupuh 5 dan 6. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
  13. ^ "Silsilah Lengkap Pararaja Majapahit Versi Siwi Sang"siwisang.wordpress.com. Diakses tanggal 17 Juli 2022.
  14. ^ "Tokoh Majapahit Paling Berpengaruh dalam Prasasti Waringin Pitu 1447 M"kompasiana.com. Diakses tanggal 17 Juli 2022.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
  • R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
  • Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
  • Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
  • Vlekke, Bernard H.M. Nusantara. Jakarta:KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

- Tasman, Aulia (2016) Menelusuri Jejak Kerajaan Melayu Jambi dan Perkembangannya. Kepala Perpustakaan Universitas, (Gaung Persada Press Group) Jakarta. ISBN 978-602-1568-45-3

Sumber Link :
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singasari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerajaan Keling

Kerajaan Keling ( Ho - Ling ) ( 594 - 789 ) Peta perkiraan wilayah kekuasaan Kerajaan Keling Ibukota - Keling - Kalingga - Pragawati dan Warugasik - Kanjuruhan Bahasa Kawi, Melayu Kuno, dan Sanskerta Agama Islam, Hindu, Buddha, Animisme Bentuk Pemerintahan Kerajaan Raja-raja Keling - 594 - 605, Wasumurti - 605  -  632 ,  Wasugeni - 632 - 652, Wasudewa - 632 - 648, Kirathasingha - 648 - 674, Kartikeyasingha - 674 - 695, Ratu Shima - 695 - 709, Ratu Parwati   - 695 - 742, Radiyah Narayana - 742 - 760, Dewasingha - 760 - 789, Gajayana Peristiwa Penting - 594, Pendirian Keling oleh Prabu Wasumurti. - 632, terjadi dualisme pemerintahan, Wasudewa di Istana Keling dan Kirathasingha di Istana Kalingga. - 695, kembali terjadi dualisme pemerintahan, Ratu Parwati di Istana Pragawati dan Radiyah Narayana di Istana Warugasik. - 739, Perundingan Galuh II, menyepakati bahwa Pulau Jawa dibagi menjadi 4 Kekuasaan yaitu : Sunda, Galuh, Medang, dan Keling. - 760, Pemindah...

Kerajaan Taruma (358-669)

Kerajaan Taruma ( To - Lo - Mo ) ( 358 - 669 ) Peta Wilayah Kerajaan Taruma Ibukota - Jayasinghapura (358 - 395) - Sundapura (395 - 669) Bahasa Sunda Kuno, Sanskerta Agama Hindhu, Buddha, Sunda Wiwitan Bentuk Pemerintahan Kerajaan Raja-raja Taruma -  358 - 382 ,  Jayasingawarman -  382 - 395,  Dharmayawarman -  395 - 434 ,  Purnawarman -  434 - 455 ,  Wisnuwarman -  455 - 515 ,  Indrawarman -  515 - 535 ,  Candrawarman -  535 - 561 ,  Suryawarman -  561 - 628 ,  Kertawarman -  628 - 639 ,  Sudhawarman -  639-640 ,  Hariwangsawarman -  640 - 666 ,  Nagajayawarman -  666 - 669 ,  Linggawarman Peristiwa Penting - 358 M, Didirikan oleh prabu Jayasinghawarman - 395 M, Ibukota kerajaan di pindahkan ke Sundapura oleh prabu Purnawarman. - 436 M,...

Sunan Mertayasa

Syekh Khalifah Husein   atau   Sunan Mertayasa   Merupakan Ulama penyebar agama Islam di   Madura   dan sekitarnya. Beliau adalah putra dari   Maulana Ishaq   dengan Siti Zainab binti   Syekh Jumadil Qubro . As-Syekh Syarif Khalifah Husein Gelar Sunan Mertayasa Nasab bin Maulana Ishaq Nisbah Al Qadiri Lahir Khalifah Husein Dimakamkan di Martajasah, Bangkalan, Bangkalan Kebangsaan Majapahit Firkah Sunni Murid dari Maulana Ishaq ,  Sunan Ampel   Dan Guru-guru lainnya sembunyi Mempengaruhi Sunan Ngudung ,  Dan Murid-murid Lainnya Istri -  Nyai Gede Tondo -  Nyai Ageng Manyuro  binti  Sunan Ampel Keturunan Syarif Sabil Kholifah Suhuroh Orang tua Maulana Ishaq  (ayah)  Sayyidah Zainab  (Ibu) Menurut Serat Walisana Khalifah Husein adalah ayah dari Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan secara detail bahwa Khalifah Husein menikah dengan Nyi Ageng Manyuro. NYI Ageng Manyuro menikah 2 kali, pert...