Sunan Ngudung (lahir: ? - wafat: 1524 ) adalah Imam Masjid Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggana . Naskah-naskah babad mengisahkan ia gugur dalam perang melawan Kerajaan Majapahit . As-Syekh Syarif Sabil Gelar Sunan Ngudung Nasab bin Khalifah Husein Nisbah Al - Qadiri Meninggal 1524 M Kesultanan Demak Dimakamkan di Bintoro, Demak, Demak Kebangsaan Kesultanan Demak Jabatan ~ Imam Masjid Demak (1521 - 1524) ~ Panglima Perang Demak Firkah Sunni Murid dari Khalifah Husein , Guru-gurunya sembunyi Mempengaruhi Sunan Kudus , Sunan Muria , Dan Murid-murid Lainnya Istri Nyai Ageng Manyuran Keturunan sembunyi Pernikahan dengan Nyai Ageng Manyuran : - Sunan Kudus - Dewi Sujinah (Istri Sunan Muria ) Orang tua Khalifah Husein (ayah) Nyai Gede Tondo (ibu) Berdasarkan Serat Walisana diketahui nama asli Sunan Ngudung adalah Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan dengan detail b...
Kesultanan Cirebon (1482 - 1677) | |
---|---|
Ibukota | Cirebon |
Bahasa | Jawa, Sunda, Cirebon |
Agama | Islam, Hindhu, Buddha, Animisme |
Bentuk Pemerintahan | Kesultanan |
Peristiwa Penting | -1482 M, Kesultanan Cirebon resmi keluar dari Kerajaan Sunda dan menjadi negara independen. - 1 September 1488 M, Sunan Gunung Jati melantik putra Ki gede Luragung (anak angkat Sunan Gunung Jati) yang bernama Pangeran Kuningan menjadi Adipati Kuningan. - 1518 M, Sunan Gunung Jati memerintahkan Janapura untuk membuat sebuah pedukuhan di dekat laut Karawang. (Sekarang berada di sekitar Pisangan - Sedari, Karawang). - 8 Oktober 1526 M, Peresmian Kadipaten Banten. - 22 Juni 1527 M, Gabungan pasukan Cirebon dan Demak berhasil menguasai Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. - 1528 M, berhasil menaklukkan Galuh. - 1529 M, Integrasi Talaga. - 1530 M, Integrasi Sumedang Larang. - 1530 M, Cirebon berhasil menguasai Lampung dan menempatkannya dibawah kendali Kadipaten Banten[57]. - 1552 M, Sunan Gunung Jati mengangkat Putranya yg bernama Maulana Hasanudin sebagai Sultan Banten I. - 1679 M, Pembagian Kesultanan Cirebon menjadi Kasepuhan dan Kanoman. - 7 Januari 1681 M, Perjanjian Cirebon mengakibatkan Cirebon menjadi bawahan Hindia Belanda. |
Mata Uang | Dirham dan Dinar |
Di Dahului Oleh | Di Gantikan Oleh |
- Kerajaan Sunda | - Kesultanan Banten - Kerajaan Sumedang Larang - Kesultanan Kasepuhan (Bawahan Hindia Belanda) - Kesultanan Kanoman (Bawahan Hindia Belanda) - Kesultanan Mataram - Hindia Belanda |
Daftar Sultan Cirebon :
1. Pangeran Cakrabuana ( 1430 - 1479 )
Pada masa pemerintahannya, Cirebon masih berstatus sebagai bawahan Kerajaan Sunda.
2. Sunan Gunung Jati ( 1479 - 1568 )
Seperti yang tertuang dalam naskah Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Carbon.
Pada tanggal 12 Shafar 887 Hijriah atau tepatnya pada tanggal 2 April 1482 Masehi, akhirnya Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu Silih Wangi selaku Raja Pakuan Pajajaran bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti.[27][28] Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon (bahasa Cirebon: gegeden).
3. Fatahillah ( 1568 - 1570 )
4. Zainul Arifin ( 1570 - 1649 )
5. Abdul Karim ( 1649 - 1677 )
Hubungan Dengan Demak
Untuk memperkuat hubungan dengan kesultanan Demak dilakukan dengan pernikahan putra-putri kedua kesultanan.[29]
- Pangeran Maulana Hasanudin dengan Ratu Ayu Kirana.
- Pangeran Jayakelana dengan Ratu Ayu Pembayun.
- Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa (Ratu Ayu Wulan).
- Ratu Ayu dengan Yunus Abdul Kadir (Pangeran Sabrang Lor) menikah pada 1511 yang menjadi Sultan Demak kedua pada 1518.
Bukti - Bukti Peninggalan :
1. Bangunan Keraton Kasepuhan di Cirebon yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana.
2. Bangunan Keraton Kanoman di Cirebon yang didirikan oleh Pangeran Kertawijaya.
3. Bangunan Keraton Kacirebonan.
4. Makam Sunan Gunung Jati.
Rujukan Primer :
Pranala :
Komentar
Posting Komentar