Kota Mataram ( 732 - 855 ) | |
---|---|
Ibukota | Mataram |
Bahasa | Kawi |
Agama | Islam, Hindu, Buddha, Animisme |
Bentuk Pemerintahan | Kota |
Peristiwa Penting | 732 - 855 M, Menjadi Ibukota Medang. |
Mata Uang | Masa dan Tahil (koin emas dan perak lokal) |
Di Dahului Oleh | Di Gantikan Oleh |
- belum diketahui | Kadipaten Mataram |
Mataram (Aksara Bengal: মাতরম্; Hindi/Sanskrit: मातरम्; Tamil: மாதரம்;Telugu: "మాతరం"; Mātaram) yang berarti "Ibu".
Mataram merupakan salah satu kota kuno yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Medang, dan berkembang pesat menjadi Kesultanan Mataram. Mataram sekarang merupakan bagian dari Dataran Kewu.
Sejarah
Saat Mataram menjadi Ibukota Medang
Meninjau dari beberapa prasasti periode Jawa Timur dijumpai frasa yang tertera di dalam beberapa prasasti, antara lain dalam prasasti Anjuk Ladang, prasasti Paradah yang menyebutkan :
Terjemahan inskripsi: "... [wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram ..."
Frasa ini mengungkapkan nama kerajaan. Ini menunjukkan bahwa nama "Medang" sudah digunakan pada periode Jawa Tengah sebelumnya.
Ungkapan mḍaŋ i bhūmi mātaram berarti "Medang di tanah Mataram", yang berarti Medang adalah nama kedatuan dengan pusatnya di tanah Mataram.
Makna kita prasiddha di sini plural, sehingga rahyaŋta boleh jadi merujuk kepada para leluhur [yang meninggal] di Mataram.[1]
Namun, dengan memeriksa frasa dalam prasasti Mantyasih lempeng 1b: baris 7-8 yang menyebutkan:
Terjemahan inskripsi: "... leluhurmu dahulu. di medang, di poh pitu, penguasa mataram, sang ratu sanjaya ..."
Frasa ini mengungkapkan bahwa Sanjaya sebagai Rakai (penguasa) di tanah Mataram. Ini menunjukkan bahwa nama "Medang" sudah digunakan pada periode Jawa Tengah.
Ungkapan rahyaŋta rumuhun. ri mḍaŋ. ri poh pitu berarti "leluhur dahulu ada di Medang di Poh Pitu", yang berarti Mataram adalah sebagai nama wilayah administratif setingkat provinsi atau daerah khusus bagi kerajaan Medang.
Asal usul nama mdaŋ mungkin berasal dari nama lokal pohon "Medang", tumbuhan berbunga yang merujuk pada genus Phoebe.[2]
Vassal Majapahit
Mataram menjadi negeri bawahan Majapahit yang cukup penting. Raja yang memimpin bergelar Bhre Mataram. Berikut adalah daftar Bhre Mataram yang pernah menjabat ialah[3]:
1. Wikramawardhana ( 1353-1375 )
2. Rajasakusuma ( 1375-1399 )
3. Dyah Aniswari ( 1406-1415 )
4. Kertawijaya ( 1415-1429 )
5. Girindrawardhana Dyah Wijayakarana ( 1451-1478 )
Vassal Pajang
Sesuai perjanjian sayembara, Ki Panjawi mendapatkan tanah Pati dan Ki Ageng Pamanahan memperoleh tanah Mataram.[4]
Sejak tahun 1556, Ki Ageng Pamanahan beserta keluarganya, termasuk Ki Juru Martani, pindah ke Mentaok dan membuka pemukiman yang semakin berkembang kemudian disebut Kotagede.
Ki Ageng Pamanahan menjadi pemimpin pertama bergelar Kiyai Gede Mataram.[5]
Selanjutnya pada tahun 1584, Panembahan Senapati menjadi adipati menggantikan ayahnya yang telah mangkat. [6]
Saat menjadi Kesultanan Mataram
Berikut adalah daftar penguasa Kesultanan Mataram[7]:
Sumber Primer
Kutipan
- ^ Muljana, Slamet (2005). Menuju Puncak Kemegahan. Yogyakarta: LKiS. ISBN 978-979-8451-35-5.
- ^ "Medang". KBBI.
- ^ "Kitab Pararaton (terjemahan)". majapahitprana.blogspot.com. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Adiwijaya dari Pajang". Diakses tanggal 24 Desember 2021.
- ^ "Ki Ageng Pamanahan". Diakses tanggal 24 Desember 2021.
- ^ "Senapati dari Mataram". Diakses tanggal 24 Desember 2021.
- ^ G.P.H. Hadiwidjojo (1956). Paparabipun Para Nata Surakarta wiwit Mataram. Prabuwinatan, Surakarta.
Jumênêng 1586 surud 1601, seda ing Kajênar
Referensi
- Mulyana, Slamet (2006). Tafsir sejarah nagarakretagama (dalam bahasa Indonesia). PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 340 ( Pupuh 6 ). ISBN 978-979-2552-546.
Komentar
Posting Komentar