Langsung ke konten utama

Artikel Terbaru

Sunan Ngudung

Sunan Ngudung  (lahir: ? - wafat:  1524 ) adalah  Imam   Masjid Demak  pada masa pemerintahan  Sultan Trenggana . Naskah-naskah babad mengisahkan ia gugur dalam perang melawan  Kerajaan Majapahit . As-Syekh Syarif Sabil Gelar Sunan Ngudung Nasab bin Khalifah Husein Nisbah Al - Qadiri Meninggal 1524 M Kesultanan Demak Dimakamkan di Bintoro, Demak, Demak Kebangsaan Kesultanan Demak Jabatan ~ Imam  Masjid Demak  (1521 - 1524) ~ Panglima Perang  Demak Firkah Sunni Murid dari Khalifah Husein ,  Guru-gurunya sembunyi Mempengaruhi Sunan Kudus ,  Sunan Muria ,  Dan Murid-murid Lainnya Istri Nyai Ageng Manyuran Keturunan sembunyi Pernikahan dengan Nyai Ageng Manyuran : -  Sunan Kudus - Dewi Sujinah (Istri  Sunan Muria ) Orang tua Khalifah Husein  (ayah) Nyai Gede Tondo (ibu) Berdasarkan Serat Walisana diketahui nama asli Sunan Ngudung adalah Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan dengan detail b...

Kahuripan

Kota Kahuripan 
( 1032 - 1478 )
Peta perkiraan letak Kota Kahuripan 

IbukotaKahuripan 
BahasaKawi
AgamaIslam, Hindu, Buddha, Animisme
Bentuk PemerintahanKota
Peristiwa Penting1032 M, Menjadi Ibukota Panjalu.
1042 M, Menjadi Ibukota Janggala.

Mata Uang
Masa dan Tahil (koin emas dan perak lokal)
Di Dahului OlehDi Gantikan Oleh
Belum DiketahuiKadipaten Terung

Kahuripan (Hanacaraka:ꦑꦲꦸꦫꦶꦥꦤ꧀) merupakan kota kuno yang pernah menjadi ibukota kerajaan Panjalu dan Kerajaan Janggala. Kahuripan sekarang merupakan bagian dari Kabupaten Sidoarjo.[1]

Berdirinya Kota Kahuripan 

Pada tahun 1019, datang para utusan rakyat meminta agar Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang. Karena kota Watan sudah hancur, maka Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.

Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan Kerajaan Medang yang membebaskan diri.

Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India tahun 1023. Airlangga merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana.

Peperangan demi peperangan dijalani Airlangga. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat ditaklukkannya.

Namun, pada tahun 1032 Airlangga kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh Ratu yang kuat bagaikan raksasa. Ratu tersebut adalah Dyah Tulodong ratu dari Kerajaan Lodoyong (sekarang wilayah TulungagungJawa Timur).

Dyah Tulodong digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan prajurit-prajurit wanita pilihan.

Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi pada tahun 1031.

Tetapi satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil dikalahkan Airlangga lewat pertempuran sengit di penghujung tahun 1032. Dari utara, pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju Lodoyong.

Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan mencakup hampir seluruh Jawa Timur.[2]

Airlangga kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah Sidoarjo sekarang.

Menjadi Ibukota Panjalu

Semenjak Ibukota kerajaan dipindah ke Kahuripan. Kekuasaan Panjalu sudah mencapai wilayah Pasuruan hingga Madiun di barat. Bahkan, sudah memiliki pelabuhan utama, yakni Surabaya dan Tuban, yang menjadi pusat perdagangan penting pada masa itu.

Setelah keadaan aman, Airlangga mulai melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang pernah dicatat dalam prasasti peninggalannya, antara lain :

* Membangun Sri Wijaya Asrama tahun 1036 M.

* Membangun bendungan Waringin Sapta tahun 1037 M, untuk mencegah banjir musiman. (Prasasti Kamalagyan)

* Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, yang letaknya di muara Kali Brantas, dekat Surabaya sekarang.

* Membangun jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir ke pusat kerajaan.

* Meresmikan pertapaan Gunung Pucangan tahun 1041 M. (Prasasti Pucangan / Cane)

* Memindahkan ibukota dari Kahuripan ke Daha tahun 1042 M. Berdasarkan prasasti Pamwatan dan Serat Calon Arang.

Menjadi Ibukota Janggala

Daftar Raja yang diketahui memerintah Janggala, antara lain :

  1. Mapanji Garasakan, berdasarkan prasasti Turun Hyang II (1044), prasasti Kambang Putih, dan prasasti Malenga (1052).
  2. Alanjung Ahyes, berdasarkan prasasti Banjaran (1052).
  3. Samarotsaha, berdasarkan prasasti Sumengka (1059).

Vassal Tumapel 

Berdasarkan Prasasti Mula Malurung (1255 M) Tertulis pada lempeng VI-B : “sira śrī harṣawijaya, parṇnaḥ pahulunan dai nira narārrya sminingrāt, inandĕlakĕn munggweng ratnakanaka singhāsana, ngkāneng bhūmi janggala".

Dalam tradisi Jawa Kuno, istilah “pahulunan” biasa digunakan untuk menyebut keponakan yang lahir dari saudara muda, sedangkan “kapwanakan” biasanya untuk menyebut keponakan yang lahir dari saudara tua.

Śrī Harṣawijaya adalah anak dari saudara muda Narāryya Sminingrāt yang menjadi raja bawahan di Bhūmi Janggala. Adapun yang dimaksud dengan negara di Bhūmi Janggala tidak lain adalah Kahuripan atau Jiwana, yang saat itu telah menjadi negeri bawahan Tumapel.[3]

Vassal Majapahit 

Kahuripan menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Kahuripan.

Bhre Kahuripan yang pernah menjabat ialah :

  1. Tribhuwana 1309-13281350-1375 Pararaton.27:18,19; 29:32 Nagarakertagama.2:2
  2. Hayam Wuruk 1334-1350 Prasasti Tribhuwana
  3. Wikramawardhana 1375-1389 Suma Oriental(?)
  4. Surawardhani 1389-1400 Pararaton.29:23,26; 30:37
  5. Ratnapangkaja 1400-1446 Pararaton .30:5,6; 31:35
  6. Rajasawardhana 1447-1451 Pararaton.32:11; Prasasti Waringin Pitu
  7. Samarawijaya 1451-1478 Pararaton .32:23

Sumber Primer

  1. Prasasti Terep (1032 M)
  2. Prasasti Mula Malurung (1255 M)
  3. Kitab Negarakretagama
  4. Serat Pararaton

Kutipan

  1. ^ "Sejarah Kerajaan Kahuripan, Lokasi, & Peninggalan Raja Airlangga"tirto.id. Diakses tanggal 26 Juli 2021.
  2. ^ "Menggali Isi Prasasti Airlangga di Museum India"historia.id. Diakses tanggal 18 Desember 2021.
  3. ^ "PRASASTI MŪLA-MALURUNG DAN DAFTAR PARA TOKOH YANG TERTULIS PADA PRASASTI MŪLA-MALURUNG"sejarahjawaid.wordpress.com. Diakses tanggal 17 Desember 2021.

Referensi

Pranala : 
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kediri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerajaan Keling

Kerajaan Keling ( Ho - Ling ) ( 594 - 789 ) Peta perkiraan wilayah kekuasaan Kerajaan Keling Ibukota - Keling - Kalingga - Pragawati dan Warugasik - Kanjuruhan Bahasa Kawi, Melayu Kuno, dan Sanskerta Agama Islam, Hindu, Buddha, Animisme Bentuk Pemerintahan Kerajaan Raja-raja Keling - 594 - 605, Wasumurti - 605  -  632 ,  Wasugeni - 632 - 652, Wasudewa - 632 - 648, Kirathasingha - 648 - 674, Kartikeyasingha - 674 - 695, Ratu Shima - 695 - 709, Ratu Parwati   - 695 - 742, Radiyah Narayana - 742 - 760, Dewasingha - 760 - 789, Gajayana Peristiwa Penting - 594, Pendirian Keling oleh Prabu Wasumurti. - 632, terjadi dualisme pemerintahan, Wasudewa di Istana Keling dan Kirathasingha di Istana Kalingga. - 695, kembali terjadi dualisme pemerintahan, Ratu Parwati di Istana Pragawati dan Radiyah Narayana di Istana Warugasik. - 739, Perundingan Galuh II, menyepakati bahwa Pulau Jawa dibagi menjadi 4 Kekuasaan yaitu : Sunda, Galuh, Medang, dan Keling. - 760, Pemindah...

Kerajaan Taruma (358-669)

Kerajaan Taruma ( To - Lo - Mo ) ( 358 - 669 ) Peta Wilayah Kerajaan Taruma Ibukota - Jayasinghapura (358 - 395) - Sundapura (395 - 669) Bahasa Sunda Kuno, Sanskerta Agama Hindhu, Buddha, Sunda Wiwitan Bentuk Pemerintahan Kerajaan Raja-raja Taruma -  358 - 382 ,  Jayasingawarman -  382 - 395,  Dharmayawarman -  395 - 434 ,  Purnawarman -  434 - 455 ,  Wisnuwarman -  455 - 515 ,  Indrawarman -  515 - 535 ,  Candrawarman -  535 - 561 ,  Suryawarman -  561 - 628 ,  Kertawarman -  628 - 639 ,  Sudhawarman -  639-640 ,  Hariwangsawarman -  640 - 666 ,  Nagajayawarman -  666 - 669 ,  Linggawarman Peristiwa Penting - 358 M, Didirikan oleh prabu Jayasinghawarman - 395 M, Ibukota kerajaan di pindahkan ke Sundapura oleh prabu Purnawarman. - 436 M,...

Sunan Mertayasa

Syekh Khalifah Husein   atau   Sunan Mertayasa   Merupakan Ulama penyebar agama Islam di   Madura   dan sekitarnya. Beliau adalah putra dari   Maulana Ishaq   dengan Siti Zainab binti   Syekh Jumadil Qubro . As-Syekh Syarif Khalifah Husein Gelar Sunan Mertayasa Nasab bin Maulana Ishaq Nisbah Al Qadiri Lahir Khalifah Husein Dimakamkan di Martajasah, Bangkalan, Bangkalan Kebangsaan Majapahit Firkah Sunni Murid dari Maulana Ishaq ,  Sunan Ampel   Dan Guru-guru lainnya sembunyi Mempengaruhi Sunan Ngudung ,  Dan Murid-murid Lainnya Istri -  Nyai Gede Tondo -  Nyai Ageng Manyuro  binti  Sunan Ampel Keturunan Syarif Sabil Kholifah Suhuroh Orang tua Maulana Ishaq  (ayah)  Sayyidah Zainab  (Ibu) Menurut Serat Walisana Khalifah Husein adalah ayah dari Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan secara detail bahwa Khalifah Husein menikah dengan Nyi Ageng Manyuro. NYI Ageng Manyuro menikah 2 kali, pert...